Subscribe:

CARA PERAWATAN HEMODIALISA


1.PERAWATAN SEBELUM HEMODIALISIS (PRA HD)

Persiapan mesin
  • Listrik
  • Air (sudah melalui pengolahan)
  • Saluran pembuangan
  • Dialisat (proportioning sistim, batch sistim)
  • Persiapan peralatan + obat-obatan
  • Dialyzer/ Ginjal buatan (GB)
  • AV Blood line
  • AV fistula/abocath
  • Infuse set
  • Spuit : 50 cc, 5 cc, dll ; insulin
  • Heparin inj
  • Xylocain (anestesi local)
  • NaCl 0,90 %
  • Kain kasa/ Gaas steril
  • Duk steril
  • Sarung tangan steril
  • Bak kecil steril
  • Mangkuk kecil steril
  • Klem
  • Plester
  • Desinfektan (alcohol + bethadine)
  • Gelas ukur (mat kan)
  • Timbangan BB
  • Formulir hemodialisis
  • Sirkulasi darah
  • Cuci tangan
  • Letakkan GB pada holder, dengan posisi merah diatas
  • Hubungkan ujung putih pada ABL dengan GB ujung merah
  • Hubungkan ujung putih VBL dengan GB ujung biru, ujung biru VBL dihubungkan dengan alat penampung/ mat-kan
  • Letakkan posisi GB terbalik, yaitu yang tanda merah dibawah, biru diatas
  • Gantungkan NaCl 0,9 % (2-3 kolf)
  • Pasang infus set pada kolf NaCl
  • Hubungkan ujung infus set dengan ujung merah ABL atau tempat khusus
  • Tutup semua klem yang ada pada slang ABL, VBL, (untuk hubungan tekanan arteri, tekanan vena, pemberian obat-obatan)
  • Buka klem ujung dari ABL, VBL dan infus set
  • Jalankan Qb dengan kecepatan  100 ml/m
  • Udara yang ada dalam GB harus hilang (sampai bebeas udara) dengan cara menekan-nekan VBL
  • Air trap/Bubble trap diisi 2/3-3/4 bagian
  • Setiap kolf NaCl sesudah/ hendak mengganti kolf baru Qb dimatikan
  • Setelah udara dalam GB habis, hubungkan ujung ABL dengan ujung VBL, klem tetap dilepas
  • Masukkan heparin dalam sirkulasi darah sebanyak 1500-2000 U
  • Ganti kolf NaCl dengan yang baru yang telah diberi heparin 500 U dan klem infus dibuka
  • Jalankan sirkulasi darah + soaking (melembabkan GB) selama 10-15 menit sebelu dihubungkan dengan sirkulasi sistemik (pasien)
  • CATATAN !!!!
  • PERSIAPAN SIRKULASI
  • Rinsing/Membilas GB + VBL + ABL
  • Priming/ mengisi GB + VBL + ABL
  • Soaking/ melembabkan GB.
  • Volume priming : darah yang berada dalam sirkulasi (ABL + GB + VBL )
  • Cara menghitung volume priming :
  • Σ NaCl yang dipakai membilas dikurangi jumlah NaCl yang ada didalam mat kan (gelas tampung/ ukur)
  • Contoh :
  • ∑ NaCl yang dipakai membilas : 1000 cc
  • ∑ NaCl yang ada didalam mat kan : 750 cc
  • Jadi volume priming : 1000 cc – 750 cc = 250 cc
  • Cara melembabkan (soaking) GB
  • Yaitu dengan menghubungkan GB dengan sirkulasi dialisat
  • Bila mempergunakan dialyzer reuse / pemakaian GB ulang :
  • Buang formalin dari kompartemen darah dan kompartemen dialisat
  • Hubungkan dialyzer dengan selang dialisat
  • Biarkan  15 menit pada posisi rinse
  • Test formalin dengan tablet clinitest :
  • Tampung cairan yang keluar dari dialyzer atau drain
  • Ambil cairan  10 tts (1/2 cc), masukkan ke dalam tabung gelas, masukkan 1 tablet clinitest ke dalam tabung gelas yang sudah berisi cairan
  • Lihat reaksi :
  • Warna biru : – / negatif
  • Warna hijau : + / positif
  • Warna kuning : + / positif
  • Warna coklat : +/ positif
  • Selanjutnya mengisi GB sesuai dengan cara mengisi GB baru
Persiapan pasien
  1. 1.Persiapan mental
  2. 2.Izin hemodialisis
  3. 3.Persiapan fisik :Timbang BB, Posisi, Observasi KU (ukur TTV)

2.PERAWATAN SELAMA HEMODIALISIS (INTRA HD)
Pasien
  • Sarana hubungan sirkulasi/ akses sirkulasi :
  • Dengan internal A-V shunt/ fistula cimino
  • Pasien sebelumnya dianjurkan cuci lengan & tangan
  • Teknik aseptic + antiseptic : bethadine + alcohol
  • Anestesi local (lidocain inj, procain inj)
  • Punksi vena (outlet). Dengan AV fistula no G.14 s/d G.16/ abocath, fiksasi, tutup dengan kasa steril
  • Berikan bolus heparin inj (dosis awal)
  • Punksi inlet (fistula), fiksasi, tutup dengan kassa steril
  • Dengan eksternal A-V shunt (Schibner)
  • Desinfektan
  • Klem kanula arteri & vena
  • Bolus heparin inj (dosis awal)
  • Tanpa 1 & 2 (femora dll)
  • Desinfektan
  • Anestesi local
  • Punksi outlet/ vena (salah satu vena yang besar, biasanya di lengan).
  • Bolus heparin inj (dosis awal)
  • Fiksasi, tutup kassa steril
  • Punksi inlet (vena/ arteri femoralis)
  • Raba arteri femoralis
  • Tekan arteri femoralis
  • Vena femoralis  0,5 – 1 cm ke arah medial
  • Anestesi lokal (infiltrasi anetesi)
  • Vena femoralis dipunksi setelah anestesi lokal 3-5 menit
  • Fiksasi
  • Tutup dengan kassa steril
Memulai hemodialisis
  1. 1.Ujung ABL line dihubungkan dengan punksi inlet
  2. 2.Ujung VBL line dihubungkan dengan punksi outlet
  3. 3.Semua klem dibuka, kecuali klem infus set
  4. 4.Jalankan pompa darah (blood pump) dengan Qb  100 ml/m, sampai sirkulasi darah terisi darah semua.
  5. 5.Pompa darah (blood pump stop, sambungkan ujung dari VBL dengan punksi outlet
  6. 6.Fiksasi ABL & VBL (sehingga pasien tidak sulit untuk bergerak)
  7. 7.cairan priming diampung di gelas ukur dan jumlahnya dicatat (cairan dikeluarkan sesuai kebutuhan).
  8. 8.Jalankan pompa darah dengan Qb = 100 ml/m, setelah 15 menit bisa dinaikkan sampai 300 ml/m (dilihat dari keadaan pasien)
  9. 9.Hubungkan selang-selang untuk monitor : venous pressure, arteri pressure, hidupkan air/ blood leak detector
  10. 10.Pompa heparin dijalankan (dosis heparin sesuai keperluan). Heparin dilarutkan dengan NaCl
  11. 11.Ukur TD, Nadi setiap 1 jam. Bila keadaan pasien tidak baik/ lemah lakukan mengukur TD, N, lebih sering.
  12. 12.Isi formulir HD antara lain : Nama, Umur, BB, TD, S, N, P, Tipe GB, Cairan priming yang masuk, makan/minum, keluhan selama HD, masalah selama HD.
CATATAN !!!!
  1. 1.Permulaan HD posisi dialyzer terbalik setelah dialyzer bebas udara posisi kembalikan ke posisi sebenarnya.
  2. 2.Pada waktu menghubungkan venous line dengan punksi outlet, udara harus diamankan lebih dulu
  3. 3.Semua sambungan dikencangkan
  4. 4.Tempat-tempat punksi harus harus sering dikontrol, untuk menghindari terjadi perdarahan dari tempat punksi.

Mesin
Memprogram mesin hemodialisis :
  1. 1.Qb : 200 – 300 ml/m
  2. 2.Qd : 300 – 500 ml/m
  3. 3.Temperatur : 36-400C
  4. 4.TMP. UFR
  5. 5.Heparinisasi
Tekanan (+) /venous pressure
Trans Membran Pressure / TMP Tekanan (-) / dialysate pressure
Tekanan (+) + tekanan (-)
Tekanan / pressure :
Arterial pressure / tekanan arteri : banyaknya darah yang keluar dari tubuh
Venous pressure / tekanan vena : lancar/ tidak darah yang masuk ke dalam.

Heparinisasi
  • Dosis heparin :
  • Dosis awal : 25 – 50 U/kg BB
  • Dosis selanjutnya (maintenance) = 500 – 1000 U/kg BB
  • Cara memberikan
  • Kontinus
  • Intermiten (biasa diberikan tiap 1 jam sampai 1 jam terakhir sebelum HD selesai)
  • Heparinisasi umum
  • Kontinus :
  • Dosis awal : ……. U
  • Dosis selanjutnya : …… U
  • Intermitten :
  • Dosis awal : …… U
  • Dosis selanjutnya : ……. U
  • Heparinisasi regional
  • Dosis awal : …… U
  • Dosis selanjutnya : ….. U
  • Protamin : …. U
  • Heparin : protamin = 100 U : 1 mg
  • Heparin & protamin dilarutkan dengan NaCl.
  • Heparin diberikan/ dipasang pada selang sebelum dializer.
  • Protamin diberikan/ dipasang pada selang sebelum masuk ke tubuh/ VBL.
  • Heparinisasi minimal
  • Syarat-syarat :
  • Dialyzer khusus (kalau ada).
  • Qb tinggi (250 – 300 ml/m)
  • Dosis heparin : 500 U (pada sirkulasi darah).
  • Bilas dengan NaCl setiap : ½ – 1 jam
  • Banyaknya NaCl yang masuk harus dihitung
  • Jumlahnya NaCl yang masuk harus dikeluarkan dari tubuh, bisa dimasukkan ke dalam program ultrafiltrasi
CATATAN
Dosis awal : diberikan pada waktu punksi : sirkulasi sistem
Dosis selanjutnya: diberikan dengan sirkulasi (maintenance) ekstra korporeal.

PENGAMATAN OBSERVASI, MONITOR SELAMA HEMODIALISA
1.PASIEN
KU pasien
TTV
Perdarahan
Tempat punksi inlet, outlet
Keluhan/ komplikasi hemodialisis
2.MESIN & PERALATAN
Qb
Qd
Temperature
Koduktiviti
Pressure/ tekanan : arterial, venous, dialysate, UFR
Air leak & Blood leak
Heparinisasi
Sirkulasi ekstra corporeal
Sambungan-sambungan
CATATAN :
Obat menaikkan TD ( tu. pend hipotensi berat) : Efedrin 1 ampul + 10 cc aquadest kmd disuntik 2 ml/IV

3.PERAWATAN SESUDAH HEMODIALISIS (POST HD)
Mengakhiri HD
Persiapan alat :
Kain kasa/ gaas steril
Plester
Verband gulung
Alkohol/ bethadine
Antibiotik powder (nebacetin/ cicatrin)
Bantal pasir (1-1/2 keram) : pada punksi femoral

Cara bekerja
1.5 menit sebelum hemodialisis berakhir
Qb diturunkan sekitar 100cc/m
UFR = 0
2.Ukur TD, nadi
3.Blood pump stop
4.Ujung ABL diklem, jarum inlet dicabut , bekas punksi inlet ditekan dengan kassa steril yang diberi betadine.
5.Hubungkan ujung abl dengan infus set
6.Darah dimasukkan ke dalam tubuh dengan do dorong dengan nacl sambil qb dijalankan  100 ml/m (NaCl masuk :  50 – 100 cc)
7.Setelah darah masuk ke tubuh Blood pump stop, ujun VBL diklem.
8.Jarum outlet dicabut, bekas punksi inlet & outlet ditekan dengan kassa steril yang diberi bethadine
9.Bila perdarahan pada punksi sudah berhenti, bubuhi bekas punksi inlet & outlet dengan antibiotik powder, lalu tutup dengan kain kassa/band aid lalu pasang verband.
10.Ukur TTV : TD. N, S, P
11.Timbang BB (kalau memungkinkan)
12.Isi formulir hemodialisis
CATATAN :
1.Cairan pendorong/ pembilas (NaCl) sesuai dengan kebutuhan , kalau perlu di dorong dengan udara ( harus hati-hati)
2.Penekanan bekas punksi dengan 3 jari sekitar 10 menit
3.Bekas punksi femoral lebih lama, setelah perdarahan berhenti, ditekan kembali dengan bantal pasir
4.Bekas punksi arteri penekanan harus tepat, lebih lama
5.Memakai teknik aseptik dan antiseptik

SCRIBNER
1.Pakai sarung tangan
2.Sebelum ABL & VBL dilepas dari kanula maka kanula arteri & kanula vena harus diklem lebih dulu
3.kanula arteri & vena dibilas dengan NaCl yang diberi 2500 U – 300 U heparin inj
4.Kedua sisi kanula dihubungkan kembali dengan konektor
5.Lepas klem pada kedua kanula
6.Fiksasi
7.Pasang balutan dengan sedikit kanula bisa dilihat dari luar, untuk mengetahui ada bekuan atau tidak.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HEMODIALISIS
Pada pasien yang baru pertama kali hemodialisis, jika kondisi pasien memungkinkan, pasien diorientasikan pada ruangan paviliun II dan alat-alat yang ada. Selain itu pasien diberikan penjelasan ringkas tentang prosedur yang akan dijalankan, prinsip hemodialisis, diet, pembatasan cairan, perawatan cimino, hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama hemodialisis dan efek dari hemodialisis.
Pada pre hemodialisis, kegiatan perawatan meliputi : menghidupkan mesin, meyediakan alat-alat, memasang alat pada mesin, sirkulasi cairan NaCl pada mesin, mengawasi penimbangan berat badan pasien, mengukur suhu badan, mengukur tekanan darah dan menghitung denyut nadi.
Pada tahap pemasangan alat dan selama pemasangan, kegiatannya meliputi : desinfeksi daerah penusukan, pemberian anestesi lokal (kalau perlu), penusukan jarum, pemasukan heparin (bolus), selanjutnya menyambung jarum pada arteri blood line. Lalu menekan tombol BFR, membuka klem venous dan arteri blood line, memprogram penurunan berat badan, waktu pelaksanaan, venous pressure, kecepatan aliran heparin dan UFR. Kemudian menghubungkan heparin contnous ke sirkulasi, monitoring pernafasan, makan dan minum, pengaturan posisi tubuh, monitoring alat-alat dan kelancaran sirkulasi darah, mengukur tekanan darah dan menciptakan suasana ruangan untuk mengisi kegiatan pasien selama hemodialisis berlangsung.
Pada tahap penghentian hemodialisis meliputi : penghentian aliran darah, mencabut jarum inlet dan menekan bekas tusukan sambil menunggu sampai aliran darah pada venous blood line habis. Langkah selanjutnya adalah mencabut jarum out line dan menekan bekas tusukan, mengganti gaas bethadine dan fiksasi dengan plester. Setelah penghentian hemodialisis, dilakukan pengukuran tekanan darah, mengukur suhu, mengawasi penimbangan berat badan, membereskan alat-alat dan dilanjutkan dengan desinfeksi alat.
Semua kegiatan baik pada tahap pre hemodialisis selama pemasangan dan penghentian hemodialisis dilakukan oleh perawat kecuali penimbangan berat badan dan minum yang pada beberapa pasien dilakukan sendiri. Disamping itu beberapa pasien telah dapat melaporkan pada perawat apabila ada ketidakberesan pada mesin atau akses vaskular, setelah mencoba mengatasi sendiri.
Sistem pencatatan dan pelaporan yang dijalankan dalam bentuk lembaran observasi pasien yang berisi tentang : TTV sebelum atau selama dan sesudah HD, BB sebelum dan sesudah HD, dosis heparin, program penurunan BB , priming dan keluhan pasien setelah HD.
Pembuatan rencana perawatan pasien sudah berjalan dimana dalam pengkajian meliputi data fisik dan psikososial. Data psikososial yang dikaji sebatas pada adanya rasa cemas dan bosan. Intervensi keperawatan yang dilakukan mengarah kepada pemberian bantuan sepenuhnya. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan :
a.Pada tahap persiapan
Persiapan alat dan mesin
Selama ini pasien dipersilahkan masuk ke ruangan HD dalam keadaan mesin sudah siap pakai karena perawat sudah menyiapkannya. Pada saat itu pasien menunggu di ruang tunggu. Sebenarnya bagi pasien yang memungkinkan bisa dilibatkan sejak awal, dari mulai menghidupkan mesin, mempersiapkan alat-alat, memasang alat pada mesin sampai mesin tersebut dipakai.
Menimbang BB
Penimbangan BB bagi pasien yang mampu memang sudah dilakukan sendiri oleh pasien begitu mereka masuk ruangan. Pasien menyebutkan berapa BBnya dan perawat mencatatnya dalam lembaran observasi. Dalam hal ini pasien dapat diberi kesempatan untuk mencatat Bbnya sendiri, namun tetap dalam pengawasan perawat.
Mengukur suhu badan, tekanan darah dan menghitung denyut nadi
Kegiatan-kegiatan ini semuanya masih dilakukan oleh perawat. Sebenarnya dapat mulai dikenalkan kepada pasien mengenai alat-alat dan cara pengukurannya, mulai dari hal-hal yang sedrhana tapi dapat menarik minat untuk belajar.
b.Pada tahap pelaksanaan
c.Pada tahap penghentian





0 comments:

Posting Komentar