Subscribe:

Posisi Seks Tentukan Jenis Kelamin

Setiap pasangan menikah pasti menginginkan garis keturunan. Pasangan yang telah memiliki seorang buah hati perempuan, pasti menginginkan kehadiran buah hati laki-laki untuk melengkapinya. Begitu pun sebaliknya, pasangan menikah yang sudah memiliki anak laki-laki, tentunya mempunyai hasrat untuk memiliki anak lainnya berjenis kelamin perempuan.
Jenis kelamin sudah terbentuk sejak terjadinya penggabungan sel atau disebut juga fertilisasi antara sel sperma dengan sel telur di saluran telur. Jika terjadi penggabungan antara sperma Y dengan sel telur X, maka akan menjadi janin laki-laki. Perempuan hanya membawa satu jenis kromosom (X), sedangkan laki-laki memiliki dua jenis sperma yang membawa kromosom X dan Y. Sebetulnya, apakah pasangan bisa menentukan jenis kelamin bayi sesuai dengan yang mereka inginkan? Banyak pendapat atau mitos yang menganjurkan cara tertentu agar diperoleh jenis kelamin bayi sesuai yang diinginkan, mulai dari posisi hubungan seks, makanan dan lainnya.
Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan RSU PKU Muhammadiyah Surakarta, dr H Soffin Arfian SpOG, saat ditemui Joglosemar di ruang kerjanya, Jumat (7/1), mengungkapkan secara medis terdapat beberapa teknik yang bisa dilakukan oleh pasangan menikah untuk menentukan jenis kelamin bayi sesuai yang diinginkan. Akan tetapi, kata dia, kemungkinan besar untuk ketepatan hasil belum dapat dipastikan.
Soffin menjelaskan bahwa yang menentukan jenis kelamin janin adalah sperma. Sperma yang membawa kromosom X sendiri memiliki sifat persis seperti perempuan yakni memiliki gerak lambat. Selain itu, juga mempunyai daya hidup lebih lama bisa mencapai 48 jam. Sperma ini juga tidak tahan terhadap suasana basa namun tahan terhadap suasana asam.
Sementara itu, sperma yang membawa kromosom Y memiliki gerakan yang cepat. Akan tetapi, sperma pembawa kromosom Y ini memiliki daya tahan lebih pendek yakni hanya sekitar 24 jam. Sifat dari sperma ini sendiri yakni tahan terhadap suasana basa dan tidak tahan terhadap suasana asam. Untuk menentukan jenis kelamin bayi semula harus tahu juga masa subur calon ibu. Hal tersebut berhubungan dengan jangka hidup sperma itu sendiri. “Kapan sebuah sel telur siap untuk dibuahi harus juga diketahui. Untuk mengetahuinya melalui perhitungan masa subur berdasarkan haid seorang perempuan. Maka dari itu timing-nya harus tepat untuk menghitung puncak ovulasi,” ungkapnya.
Siklus Haid
Soffin memaparkan untuk menghitung masa subur pada siklus haid normal yakni sekitar 28 hari, masa subur berada pada hari ke-14 sebelum perkiraan haid berikutnya. Namun, lanjut Soffin, terdapat masalah jika siklus haid tidak teratur. Untuk itu ditunjukkan dengan cara kedua penghitungan masa subur. Untuk kasus ini, pertama harus dihitung rata-rata siklus haid selama tiga hingga enam bulan terakhir. “Setelah memperoleh rata-rata penghitungannya sama, puncak ovulasi pada hari ke-14 sebelum taksiran haid sebelumnya dan masa suburnya adalah dua hari ke depan dan dua hari ke belakang dari puncak ovulasi,” ujarnya.
Sementara itu, bagi seorang perempuan yang siklus haidnya kacau, artinya mungkin dia terkadang memiliki siklus haid panjang atau kadang pendek akan semakin sulit menentukan masa suburnya. Untuk itu digunakan sistem penghitungan yang disebut ogino knouss dengan rumus siklus terpendek dikurangi 18 dikurangi siklus terpanjang setelah dikurangi 11. “Untuk kasus ini memang sulit sekali menentukan masa suburnya. Sebagai contoh, seorang perempuan memiliki siklus haid terpendek 28 hari. Jumlah itu dikurangi 18 jadi 10. Kemudian memiliki siklus haid terpanjang 35, dikurangi 11 jadi 24. maka diambil kesimpulan masa subur perempuan tersebut yakni antara 10 sampai 24. Dan tentunya semakin sulit mendapatkan waktu puncak ovulasi,” papar Soffin.
Makanan
Jalan keluar bagi perempuan yang memiliki masalah siklus haid tersebut, Soffin menyarankan agar pergi ke dokter untuk menentukan siklus haidnya menjadi normal. Sementara itu, untuk menentukan jenis kelamin bayi juga harus ditentukan kapan waktu tepat berhubungan intim berdasarkan sifat kromosom X dan Y berkenaan dengan daya tahannya. Selain itu juga perlu diperhatikan sifat sperma X dan Y berdasarkan sifat tahan asam dan basa. Kemudian juga diperhatikan makanan yang dikonsumsi pasangan itu, seperti banyak mengonsumsi daging bagi yang menginginkan bayi laki-laki dan banyak makan kacang-kacangan bagi yang menginginkan bayi perempuan.
Maka untuk praktiknya, Soffin menuturkan, jika pasangan ingin memiliki bayi laki-laki maka harus memperbanyak konsumsi daging dan seafood, melakukan hubungan intim saat puncak ovulasi, serta menciptakan suasana asam pada vagina luar dengan membasuh larutan bersifat basa. “Larutan bisa dibuat dari campuran dua sendok makan soda kue dan satu liter air. Karena sperma Y tahan terhadap basa,” ujarnya.
Di sisi lain, jika pasangan ingin memperoleh bayi perempuan, yang harus dilakukan yaitu banyak mengonsumsi kacang-kacangan atau produk susu fermentasi serta buah-buahan yang memiliki rasa asam, berhubungan intim kurang lebih dua hari sebelum ovulasi, serta menciptakan suasana asam pada vagina luar dengan membasuh menggunakan larutan asam. “Untuk ini larutan juga bisa dibuat sendiri dari dua sendok makan cuka dicampur satu liter air. Mengenai makanan yang dikonsumsi setidaknya harus sering dimakan sekitar satu hingga tiga bulan selama program pembuatan bayi,” tukas Soffin. n Triawati Prihatsari Purwanto

Sumber: harianjoglosemar.com




0 comments:

Posting Komentar