Subscribe:

Tips Kurangi Serangan Insomnia



Jika ada di antara Anda yang mengalami kesulitan untuk tidur, maka Anda mendapat serangan insomnia. Insomnia lebih mengacu pada kualitas tidur, daripada kuantitas atau berapa lama waktu tidur. Artinya, seseorang meskipun bisa tertidur namun sering terbangun tanpa alasan jelas, hal tersebut sudah masuk dalam kategori insomnia. Jika tidak segera diatasi, maka lama kelamaan insomnia akan mengganggu produktivitas hidup kita.

Pasalnya, tubuh membutuhkan tidur untuk keseimbangan. Ibarat sebuah mesin yang terus menerus digunakan juga akan cepat rusak. Sehingga, mesin pun perlu untuk diistirahatkan. Begitu pula tubuh kita yang memerlukan tidur. Tidur yang berkualitas adalah tidur nyenyak dan ketika bangun, badan akan terasa bugar.
Insomnia dipengaruhi oleh banyak faktor sebagai penyebabnya. Menurut Dokter Umum RSI Yarsis Surakarta, dr Nurul Fitri Ishvari, kepada Joglosemar, Jumat (17/6), penyebab insomnia dapat dibagi menjadi beberapa faktor yakni faktor situasional, kondisi medis atau psikiatris, atau masalah tidur primer. Insomnia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan lama gejala menjadi transient insomnia, short term insomnia dan insomnia kronis.

Transient insomnia biasanya terjadi kurang dari tujuh hari. Sedangkan insomnia jangka pendek atau short term insomnia umumnya berlangsung sekitar satu sampai tiga minggu dan insomnia kronis terjadi dalam kurun waktu lebih dari tiga minggu. Karena kategori insomnia yang berbeda berdasarkan jangka waktu terjadinya, maka penyebab masing-masing jenis insomnia tersebut juga berbeda.

Dr Nurul menuturkan, kebanyakan sebab insomnia jangka pendek dan transient sama. Beberapa di antaranya yaitu perjalanan perbedaan waktu seperti perjalanan ke luar negeri yang berbeda siang dan malam, perubahan waktu (shift) kerja, keramaian atau kebisingan yang membuat tidak nyaman, suhu kamar yang tidak sesuai misalnya terlalu panas atau terlalu dingin, tekanan dalam hidup atau stres, adanya penyakit medis atau penyakit bedah akut, pengaruh alkohol atau obat penenang serta insomnia yang berhubungan dengan ketinggian gunung. Penyebab terakhir berkaitan dengan kadar oksigen, di mana semakin rendah kadar oksigen akan semakin susah untuk tidur.

Sedangkan mayoritas penyebab insomnia kronis biasanya dikaitkan dengan kondisi jiwa atau fisiologis yang mendasarinya. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengurangi serangan insomnia. Tips pertama yaitu berolahragalah secara teratur. Dikatakan dr Nurul, beberapa penelitian menyebutkan berolahraga yang teratur dapat membantu orang yang mengalami masalah dengan tidur. “Olahraga sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan bukan beberapa menit menjelang tidur. Dengan berolahraga, kesehatan kita menjadi lebih optimal sehingga tubuh dapat melawan stres yang muncul dengan baik,” ungkapnya.

Kemudian tips selanjutnya hindari makan dan minum terlalu banyak menjelang tidur. Makanan yang terlalu banyak akan menyebabkan perut menjadi tidak nyaman, sedangkan minum yang terlalu banyak akan menyebabkan kita sering ke belakang untuk buang air kecil. Lalu tips ketiga adalah tidurlah dalam lingkungan yang nyaman. Saat tidur, matikan lampu dan matikan semua hal yang bisa menimbulkan suara. Jauhkan jam meja dari pandangan karena hanya akan membuat kita cemas karena belum dapat juga terlelap sementara malam kian larut.

Ditambahkan dr Nurul, tips keempat yaitu dengan mengurangi konsumsi minuman yang bersifat stimulan atau membuat kita terjaga misalnya kopi, teh, alkohol atau rokok. Langkah lain mengurangi insomnia dapat dilakukan dengan makan makanan ringan yang mengandung sedikit karbohidrat menjelang tidur dan bisa ditambah dengan segelas susu hangat.

Tips keenam yakni 30 menit atau satu jam sebelum tidur, mandilah dengan air hangat. Mandi air hangat akan menyebabkan efek sedasi atau merangsang tidur. Selain itu, mandi air hangat juga dapat mengurangi ketegangan tubuh. Hal lain yang dapat mengurangi insomnia adalah hentikan menonton TV, membaca buku sebelum tidur. Kemudian gunakan tempat tidur khusus untuk tidur. Hal tersebut dimaksudkan agar tubuh menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tidur. Saat tubuh berbaring di tempat tidur, maka akan timbul rangsangan untuk tidur.

Sementara itu, melakukan aktivitas relaksasi secara rutin juga mampu mengurangi gejala insomnia. Misalnya dengan mendengarkan musik, melatih pernapasan, meditasi akan membantu memperlambat proses yang terjadi dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih santai. Keadaan tersebut membuat kita mudah tidur. “Tips lainnya yaitu dengan menjernihkan pikiran. Lenyapkan semua kekhawatiran yang menghinggapi pikiran, salah satu contohnya dengan menuliskan semua pikiran kita ke sebuah tulisan. Lalu juga tidur dan bangun dalam periode waktu yang teratur setiap hari. Pasalnya, waktu tidur yang kacau akan mengacaukan waktu tidur seterusnya,” ujar dr Nurul.

Setelah menjalani beberapa tips di atas, namun serangan insomnia tetap saja menyerbu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mencari jalan keluar. Karena tidur merupakan kebutuhan pokok tubuh untuk pertumbuhan dan memperbaiki fungsi organ yang terganggu. Insomnia bukan merupakan penyakit bawaan dan tentu saja dapat dihilangkan atau disembuhkan.

Sumber: harianjoglosemar




0 comments:

Posting Komentar