Kolak sepertinya menjadi tradisi masyarakat untuk berbuka puasa. Apalagi ditambah dengan pendapat berbukalah dengan yang manis. Tentunya hal itu memantapkan pilihan berbuka kita pada kolak atau minuman lain seperti es buah yang manis.
Namun faktanya, minuman kolak tidak baik jika dikonsumsi sebagai pembuka puasa atau minuman yang diminum pertama kali saat berbuka puasa, terlebih kolak bersantan. Menurut Ahli gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Sri Maryani, AMG, kolak bersantan mengandung lemak tinggi yang sulit dicerna. “Karena susah dicerna, maka jika dikonsumsi pertama kali setelah puasa, istilahnya lambung akan kaget. Untuk makanan sehat saja lambung masih tetap harus adaptasi, apalagi dengan makanan berlemak tinggi,” ungkapnya.
Hal yang sama berlaku untuk soft drink yang mengandung gula buatan. Jika saat berbuka tetap menginginkan mengonsumsi kolak, Yani menuturkan, maka bisa dibuat kolak hangat tanpa santan yang masih bisa bersahabat dengan lambung.
Pada prinsipnya, Yani menguraikan, minuman manis apapun boleh dikonsumsi saat berbuka puasa. Namun sebelumnya, sebaiknya didahului satu gelas air putih. Pasalnya, satu gelas air putih mampu membuat lambung kembali beradaptasi dengan makanan lain yang dikonsumsi.
Selain itu, meski tubuh memerlukan pengganti cairan dan energi yang diperoleh dari gula setelah setengah hari penuh berkurang, sebaiknya tetap dikontrol pemenuhan asupan gula. Jangan sampai berpuasa malah dapat meningkatkan berat badan. “Es untuk pembuka puasa hanya akan membuat perut cepat kenyang dan letih. Setelah itu juga mengantuk dan bahkan perut bisa menjadi kembung. Maka dari itu sebaiknya dahului minum es dengan segelas air putih. Setelah itu pasti lambung merasa nyaman dan siap menerima makanan apapun asal tidak berlebihan,” tandas Yani.
Namun faktanya, minuman kolak tidak baik jika dikonsumsi sebagai pembuka puasa atau minuman yang diminum pertama kali saat berbuka puasa, terlebih kolak bersantan. Menurut Ahli gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Sri Maryani, AMG, kolak bersantan mengandung lemak tinggi yang sulit dicerna. “Karena susah dicerna, maka jika dikonsumsi pertama kali setelah puasa, istilahnya lambung akan kaget. Untuk makanan sehat saja lambung masih tetap harus adaptasi, apalagi dengan makanan berlemak tinggi,” ungkapnya.
Hal yang sama berlaku untuk soft drink yang mengandung gula buatan. Jika saat berbuka tetap menginginkan mengonsumsi kolak, Yani menuturkan, maka bisa dibuat kolak hangat tanpa santan yang masih bisa bersahabat dengan lambung.
Pada prinsipnya, Yani menguraikan, minuman manis apapun boleh dikonsumsi saat berbuka puasa. Namun sebelumnya, sebaiknya didahului satu gelas air putih. Pasalnya, satu gelas air putih mampu membuat lambung kembali beradaptasi dengan makanan lain yang dikonsumsi.
Selain itu, meski tubuh memerlukan pengganti cairan dan energi yang diperoleh dari gula setelah setengah hari penuh berkurang, sebaiknya tetap dikontrol pemenuhan asupan gula. Jangan sampai berpuasa malah dapat meningkatkan berat badan. “Es untuk pembuka puasa hanya akan membuat perut cepat kenyang dan letih. Setelah itu juga mengantuk dan bahkan perut bisa menjadi kembung. Maka dari itu sebaiknya dahului minum es dengan segelas air putih. Setelah itu pasti lambung merasa nyaman dan siap menerima makanan apapun asal tidak berlebihan,” tandas Yani.
sumber: harianjoglosemar.com
0 comments:
Posting Komentar